Hal inilah kemudian menjadi peluang untuk mengembangkan program “Kartini Bangun Negeri” yang dapat menumbuh-kembangkan SocioCreative Entrepreneur batik di Kota Lasem.
Berdasarkan analisis SWOT untuk program “Kartini Bangun Negeri” yang dapat memperkuat latar belakang program ini yaitu yang pertama dari segi kekuatan meliputi Kartini sebagai ikon di Kabupaten Rembang, Lasem dalam proses penetapan Kawasan Cagar Budaya Nasional, sekaligus Batik Lasem sebagai bagian dari Batik Indonesia yang telah ditetapkan sebagai Warisan Dunia Tak Benda Unesco. Demikian pula terdapat Wisata Budaya (batik) di Lasem yang telah berkembang sejak awal abad 20 hingga saat ini. Demikian pula kelemahan yang ditemukan di lapangan ada beberapa butir diantaranya adalah belum adanya SocioCreative entrepreneur, kurangnya program regenerasi pembatik muda serta kurangnya program kolaborasi yang menghasilkan wirausaha dan produk kreatif unggulan yang berkelanjutan. Kain printing motif batik, industrialisasi batik secara masif dan berkembangnya pasar kreatif global merupakan beberapa aspek tantangan yang harus lebih diperhatikan dan diberikan solusi. Demikian pula tantangan untuk meningkatkan kualitas produk kreatif agar dapat bersaing dan berdaya jual tinggi diperlukan peningkatan kapasitas pelaku usaha diiringi dengan penyediaan pasar yang tepat sasaran untuk menangkap produk kreatif unggulan.
Butir-butir kekuatan, kelemahan, kesempatan dan ancaman yang dimiliki oleh Lasem pada khususnya dan Rembang pada umumnya ini menjadi gagasan utama terciptanya program “Kartini Bangun Negeri”. Kami juga melihat kesempatan yang dapat dikembangkan dalam sektor batik yaitu Batik Lasem menjadi produk kreatif unggulan dan menjadi Wisata Batik Indonesia.