Lasem, Rembang ̶̶̶̶̶ ̶̶̶ Yayasan Lasem Heritage yang merupakan implementing partner BI sedang mengadakan program pelatihan yaitu KABARI (Kartini Bangun Negeri). KABARI adalah pendampingan yang membantu masyarakat (kelompok muda dan perempuan) dalam menciptakan Sociocreativepreneur untuk proses pembuatan produk kreatif unggulan hingga monetisasi dengan tujuan mengisi ruang dan kebutuhan Lasem sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional serta Jawa Tengah sebagai pusat batik Indonesia.
Kegiatan program KABARI memasuki tahap pelatihan ke-1 yang diselenggarakan hari jumat, 7 Oktober 2022 pukul 13.30 WIB-selesai, berlokasi di Perpustakaan Desa Dasun lat 2. Pelatihan diadakan secara daring (online). Beberapa peserta pelatihan yang hadir berasal dari berbagai background diantaranya 5 rumah batik yang meliputi pemilik dan karyawan, 4 penjahit dan 2 sebagai fashion designer.
Pelatihan pada minggu kedua ini dibagi menjadi dua sesi, sesi yang pertama tentang “Mengenal Nilai Penting Lasem dan Kawasannya” yang disampaikan langsung oleh Nadia Purwestri sebagai Pusat Dokumentasi Arsitektur (PDA) dan sesi kedua yaitu “Mengenal Sejarah Batik Lasem” yang dibawakan oleh Agni Malagina sebagai dosen, penulis dan peneliti sekaligus Team Leader pada program ini.
Merespon Lasem yang akan ditetapkan sebagai Kawasan Cagar Budaya Nasional (KCBN), sehingga masyarakat terlebih lagi para peserta pelatihan yang langsung berkecimpung dengan batik tulis Lasem dimana hal itu tidak bisa lepas dengan budaya Lasem dan kawasannya, semestinya mengerti akan konsep tersebut. Beliau menjelaskan dalam pemaparannya sesi pertama mengenai mengenal nilai penting Lasem dan kawasannya dalam pemaparannya beliau menjelaskan tentang Nilai Penting Warisan Budaya, Morfologi Kota, Struktur Kota, Bangunan dan Arsitekturnya serta Nilai Penting Kawasan Cagar Budaya.
Berdasarkan UU RI No 11 Tahun 2011 Pasal 1 butir 6 Kawasan Cagar Budaya merupakan satuan ruang yang memiliki dua situs Cagar Budaya atau lebih yang letaknya berdekatan dan/atau memperlihatkan ciri tata ruang yang khas. Kawasan Cagar Budaya di Lasem memiliki 2 situs yang letaknya berdekatan yaitu Situs Kompleks Stasiun Lasem dan Situs Kompleks Pembangkit Listrik Tenaga Diesel (PLTD), struktur kota yang memiliki pola yang masih terlihat hingga sekarang serta dari sisi arsitektur, tata ruang dan pola pemukiman yang khas percampuran budaya Jawa, Cina dan Eropa yang bertahan sampai sekarang. Oleh karenanya, hal tersebut memerlukan pemilik batik memahami sejarah Lasem karena berkaitan langsung dengan batik.
Kegiatan pelatihan KABARI minggu ke-2 sesi pertama berjalanan dengan lancar dan antusisas peserta lumayan baik.
Sesi kedua, dilanjutkan penjelasan mengenai Batik Lasem dalam perjalanan sejarah. Batik telah diproduksi di Lasem setidaknya sejak abad 15 bersamaan dengan orang Tiongkok belajar Jung atau kapal dengan misi dagang atau ekspedisi. Nilai ekspor produk batik sendiri melambung tinggi pada tahun 2015 akan tetapi mengalami penurunan yang cukup signifikan dari tahun ke tahun hingga sekarang.
Motif batik di Lasem yang paling khas yaitu Batik Tiga Negeri merupakan gambaran silang antar budaya di Nusantara yaitu Warna Biru (Pekalongan), Warna Coklat Soga (Solo) dan Merah “Getih Pitik” atau Darah Ayam (Lasem), serta sumber pewarna alami di Rembang masih terpelihara. Batik Indonesia menjadi salah satu warisan budaya tak benda UNESCO oleh karena itu sebagai pekerja yang bekerja dibidang seni yaitu batik menjadikan peserta sebagai agen pelestari budaya dan mengharuskannya untuk mengetahui sejarah baik kota Lasem dan Kawasannya maupun sejarah Batik Tulis di Lasem itu sendiri.
Selanjutnya sesi terakhir pada pelatihan diakhir dengan foto bersama baik peserta, panitia dan narasumber melalui layar monitor.