KABARI, Pelatihan ke-13 program Kartini Bangun Negeri dilaksanakan dalam satu sesi dengan materi kewirausahaan sosial. Materi tersebut disampaikan oleh Jimmy Febriyadi yang merupakan penggiat social enterprise. kewirausahaan sosial saat ini menjadi tren dalam mengembangkan usaha berdasarkan isu sosial yang telah ada. materi kewirausahaan sosial ini diberikan kepada peserta pelatihan bertujuan untuk menciptakan kolaborasi dengan masyarakat sosial sekitar agar adanya rumah batik di tengah-tengah masyarakat mampu memberikan dampak yang baik.
Kewirausahaan sosial yang berkelanjutan sangat penting sekali dalam mengatasi masalah-masalah sosial yang menjadi titik mula kesenjangan dalam masyarakat. Namun hal tersebut tidaklah mudah jika tidak ada keinginan dan rasa nyaman dalam melatarbelakangi kewirausahaan sosial. Butuh proses yang lama untuk merubah mindset seseorang untuk bisa berkontribusi pada isu sosial yang ada.
“Hal yang mudah untuk membedakan perusahaan sosial dan konvensional yaitu bisa dilihat dari visi dan misi perusahaan kemudian tenaga kerja yang dilibatkan dalam proses usaha. Dalam perusahaan sosial pemberdayaan masyarakat menjadi poin penting dalam menjalankan usaha” tambah Jimmy Febriyadi selaku narasumber pada pelatihan kewirausahaan sosial.
Pada dasarnya perusahaan profit adalah sebuah pilihan bukan terbentuk dengan sendirinya. Banyak perusahaan-perusahaan profit dengan nilai pendapatan yang besar namun dana sosial yang diberikan belum mampu memberikan dampak positif terhadap masyarakat sekitar. Dengan adanya social enterprise, kemungkinan dampak nyata akan dirasakan oleh masyarakat sekitar karena konsep social enterprise adalah penyelesaian masalah dengan pemberdayaan.
Perusahaan sosial memiliki beberapa karakteristik antara lain :
- Memiliki misi sosial dan / lingkungan yang jelas ditetapkan dalam dokumen
- Sebagian besar pendapatan dihasilkan dari perdagangan atau jasa bukan dari hibah atau sumbangan
- Menginvestasikan kembali sebagian keuntungan kepada komunitas/penerima manfaat
- Otonom
- Dikendalikan untuk misi sosial
- Akuntabel dan transparan
Materi tersebut disampaikan dengan tujuan para peserta yang merupakan owner dan karyawan rumah batik, penjahit dan fashion designer mampu bekerja sama secara sosial baik dengan masyarakat sekitar maupun lembaga lainnya. Dengan memahami materi yang disampaikan, diharapkan peserta dapat membangun situasi sosial yang baik dengan masyarakat sekitar
Pelatihan yang dilaksanakan dalam satu sesi tersebut sangat aktif, hal itu terjadi karena narasumber mencoba membuka dialog dengan peserta melalui pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan pemahaman materi yang diberikan.