Bangunan berarsitektur Cina menghadap ke barat. Pada bagian depan terdapat gapura berpintu kayu. Bagian teras berlantai terakota dan tiang penyangga atap terbuat dari katu. Bagian atap berbentuk ekor walet. Ruang utama terdiri dari satu pintu dan dua jendela. Di samping kanan kiri ruang utama terdapat kamar yang saling berhadapan. Bagian belakang kamar sisi kiri terdapat lorong berdiameter 50 cm yang digunakan untuk menyelundupkan candu pada masa kolonial. Pada bagian belakang bangunan inti terdapat bangunan dua lantai dengan atap ekor walet.
Lawang ombo diperkirakan dibangun pada akhir abad ke 18. Pemiliknya merupakan seorang pejabat bernama Lim Cui Bun. Rumah ini merupakan sebagai tilas rumah candu, karena dulu di pesisir utara jawa pada awal abad ke-19 pernah ada perdagangan Candu yang dikonsumsi rakyat jelata hingga kaum ningrat. Sebelah barat rumah ada sebuah sungai yang dikenal dengan Sungai Lasem. Diyakini terdapat jalan bawah tanah yang menghubungkan sungai dengan rumah candu. Lubang ini terdapat pada di sayap kiri rumah yang digunakan untuk menyelundupkan candu. Pada bagian belakang terdapat sebuah makam cina (bong) yang diduga merupakan makam pemilik rumah yaitu Lim Cui Bun yang berangka tahun 1827.
Nilai Penting: Rumah ini menunjukkan karakteristik rumah bergaya Cina-Jawa Abad 18 di Soditan, Lasem. Rumah ini pernah ditempati oleh kapiten Cina pertama di Lasem pada abad 19, Liem Ki Siok. Rumah ini berperan penting dalam perdagangan candu di Lasem pada abad ke-19. Rumah ini mewakili perkembangan pecinan awal di Lasem dan terkait dengan jaringan perdagangan candu di Lasem yang terhubung dengan Asia melalui Singapura pada Abad 19.